Cari Metode, Media & Model Pembelajaran..? atau Teori Belajar..? Lebih Lengkap !!! Temukan di www.asikbelajar.com [ KLIK DISINI ]

Saturday, 16 June 2012

Wujud Kinerja

Rangkaian kegiatan suatu organisasi dilaksanakan oleh manusia, padahal manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai perilaku (behavior), maka dengan sendirinya kinerja organisasi banyak tergantung kepada perilaku manusia di dalam organisasi tersebut. Perbedaan kinerja dapat terjadi karena adanya perbedaan karakteristik individu. Dihadapan Tuhan setiap manusia adalah sama, paling tidak sama sebagai insan illahi makhluk Tuhan. Disamping itu setiap manusia ingin diperlakukan sama dihadapan hukum sebagai pencerminan keadilan duniawi.
Namun ditinjau dari aspek kejiwaan, aspek perilaku, aspek sifat dan sikap, aspek kemampuan kerja, aspek penalaran terhadap tugas, secara umum dapat dikatakan tidak ada manusia yang sama. Oleh karena itu ketidaksamaan dalam fisik dan psikis menyebabkan tiap peserta organisasi berbeda satu sama lain, padahal tiap individu yang berbeda tersebut bekerja pada wadah yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Mereka harus seayun dalam langkah menuju tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Upaya menciptakan langkah seayun dan setujuan bukan suatu hal yang mudah. Hal ini karena sikap dan perilaku hakiki manusia berbeda sehingga berbeda pula dalam hal kemampuan, kemauan, disiplin, kejujuran dan motivasi.
Menurut Prawirosentono (1999: 35), salah satu ciri khas yang bersifat karakteristik yang penting dari pribadi-pribadi adalah melakukan kegiatan. Kegiatan merupakan bagian dari perilaku. Padahal perilaku masing-masing individu merupakan hasil gabungan dari berbagai faktor psikologis. Faktor-faktor psikologis merupakan hasil kombinasi dari kondisi fisik, biologis dan kondisi sosial yang mempengaruhi lingkungan kehidupan seseorang. Secara umum dikatakan bahwa sejarah kehidupan, kondisi masyarakat, keadaan fisik, keadaan psikis, biologis mempunyai pengaruh terhadap perilaku seseorang. Perilaku ini akan dibawa ke dalam lingkungan hidup barunya termasuk dalam kehidupan organisasi. Walaupun secara norma harus diakui bahwa setiap insani mempunyai keinginan yang bebas namun harus ditanamkan doktrin-doktrin yang berkaitan dengan tanggung jawab pribadi, tanggung jawab moral dan tanggung jawab hukum. Berdasarkan tanggung jawab tersebut diharapkan lebih bijak dan mempunyai perasaan integritas pribadi. Mengingat peranan manusia sangat menentukan arah kehidupan organisasi, maka terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan, yaitu: manusia sebagai individu yang mempunyai perilaku dan sikap tertentu harus berada dalam suatu kelompok manusia lain dalam organisasi, maka dapat dipahami bahwa masing-masing individu membawa perilaku dan sikap yang berbeda satu sama lain. Padahal mereka harus melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Dapat dibayangkan terjadinya berbagai benturan-benturan berdasarkan perbedaan perilaku dan sikap individu tersebut.
Kinerja dapat dipertimbangkan sebagai fungsi dari kemampuan dan kemauan. Menurut Deming (Prawirosentono, 1999: 193), kinerja = kemampuan + motivasi. Kemampuan seseorang dapat dilihat dari keahlian atau skill yang dimiliki seseorang. Keahlian tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman. Semakin lama pengalaman dalam bekerja akan semakin bertambah keahliannya. Namun demikian motivasi seseorang untuk belajar sambil bekerja merupakan faktor lain yang mempengaruhi keandalannya. Bila seseorang tidak mempunyai motivasi belajar dari pengalaman atau tidak mempunyai motivasi untuk banyak belajar, maka skill yang dimiliki tidak akan bertambah. Dari perilaku seseorang dapat dinilai motivasi kerja yang dimiliki orang bersangkutan. Byars & Rue (1991: 250), menyebut karakter situasional sebagai faktor-faktor lingkungan (seperti: tuntutan jam kerja pegawai, ketidakseimbangan fasilitas dan peralatan kerja, pembatasan kebijakan kerja, kurangnya kerjasama, tipe supervisi, temperatur, pencahayaan, kebisingan, faktor mesin, shift, dll) yang tidak dipandang sebagai determinan langsung kinerja individual akan tetapi memodifikasi efek, effort, ability dan direction. Walker (1980: 181), mengatakan kinerja menghasilkan produktivitas untuk organisasi dan penghargaan bagi individu dalam wujud upah, manfaat, jaminan kerja, pengenalan dari teman sekerja dan atasan, serta peluang promosi. Karyawan sering mengukur kepuasan kerjanya dalam kaitan dengan penghargaan yang paling terukur dari suatu pekerjaan.

Daftar Pustaka : -----------
Byars, L.L., & Rue, L.W. 1991. Human resources management (3rd ed). Richard D.
Irwin, Inc. USA: Von Hoffman Press, Inc.

Prawirosentono, S. 1999. Kebijakan kinerja karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Berikan komentar terbaik Anda menggunakan:



atau
Comments
3 Comments
Facebook Comments by WeBlog Ask

3 comments:

  1. Wah betul banget tuh om, dalam berorganisasi kita harus seayun dalam langkah menuju tujuan organisasi yang telah ditetapkan..

    oia follow sukses #83 , ane tunggu ya folbeknya :) trims..

    ReplyDelete
  2. motivasi kerja itu memang sangat penting, karena dg motivasi kerja yg tinggi maka kinerjanya makin bagus

    ReplyDelete
  3. bagus artikelnya...aku suka...salam kenal yaaa

    ReplyDelete

Terima Kasih atas komentar yang diberikan