Cari Metode, Media & Model Pembelajaran..? atau Teori Belajar..? Lebih Lengkap !!! Temukan di www.asikbelajar.com [ KLIK DISINI ]

Monday, 21 May 2012

Reformasi atau Proporsi Kroni?

peringatan reformasi di indonesia
Empat belas tahun yang lalu, sahabat-sahabat kita berjuang menurunkan pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Presiden Indonesia yang kedua yaitu Soeharto. Saat itu, Soeharto membacakan teks yang ditulis oleh bapak Prof. Yusril tentang pengunduran dirinya sebagai mandataris MPR. Padahal, pemerintahan Soeharto baru saja di tahun 1997 dengan Golkarnya (Belum menjadi partai golkar) sebagai pemenang pemilu. Peristiwa demi peristiwa tersebut rasanya sangat dekat dengan diri kita. Seolah-olah kejadian tersebut baru kemarin terjadinya.

Apakah yang dapat kita petik dari buah reformasi ? Terlepas dari sudut pandang politik, bila dipandang dari seorang blogger, maka ada beberapa catatan yang dapat kita ambil hikmahnya, antara lain :
  1. Dari sudut manajerial dalam hal ini meyangkut kepemimpinan, maka reformasi memberi pelajaran kepada kita bahwa seorang pemimpin jangan terlalu percaya kepada bawahannya dari sudut pandang politik.
  2. Seorang pemimpin jangan terlalu percaya dengan angka-angka politik yang kebenarannya masih harus diuji menurut pendapat publik yang netral.
  3. Seorang pemimpin harus mempunyai rasa "legowo" bila memang harus lengser dari jabatannya.
  4. Seorang pemimpin harus yakin dengan kata hatinya dari pada mendengarkan para pembisiknya.
  5. Seorang pemimpin harus mempunyai rasa tanggungjawab bila memang harus mempertanggungjawabkan atas segala kesalahan yang bisa dibuktikan secara sah oleh hukum.
Ada yang mau tambahkan ?

Oya, apakah yang dapat kita lihat dan rasakan sekarang sebagai hasil dari buah reformasi? Menurut weblog ask adalah adanya pembagian-pembagian kue pembangunan di setiap daerah terutama bagi yang aji mumpung bisa / dapat melakukan hal-hal tersebut kepada kroni-kroninya. Jika pusat punya istilah raja-raja kecil di daerah, maka dalam hal ini weblog ask tidak sependapat dengan istilah raja-raja kecil tersebut, karena bagaimanapun pemerintah pusat harusnya bercermin kepada diri sendiri, kenapa daerah melakukan hal yang seperti itu? Jika memang reformasi untuk tujuan me-"Re formasi" tatanan kenegaraan, apakah proporsi merupakan jawaban yang kita nikmati sekarang? Entahlah..... 
Berikan komentar terbaik Anda menggunakan:



atau
Comments
8 Comments
Facebook Comments by WeBlog Ask

8 comments:

  1. dan kalau ditanya kepada mereka..jawaban-nya hanya satu..kami hanya berperan dalam menurunkan suharto..itu saja, sesudah itu...apakah sudah bukan tanggung jawab mereka lagi..ataukah itu tanggung jawab seluruh bangsa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tengkyu komentarnya..sebuah penghargaan bila BlogS of Hariyanto berkunjung disini, tks bro..

      Delete
  2. Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
    tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

    ReplyDelete
  3. sebagai anak kecil waktu zaman pelengserang gw gak ngerti ceritanya sebenarnya, tapi katanya enakan zaman pak suh...]

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin..tergantung dari sudut kepentingan mana kita melihatnya

      Delete
  4. Apalah arti'nya reformasi kalau pemimpin negeri ini masih mementingkan kbutuhan pribadi maupun golongan'nya sendiri ,.. Hehe,..
    Zaman kini sebagian manusia seakan ingin menjadi serigala tuk manusia lain'nya., (Prihatin) :)

    Happy Blogging sahabat .,. !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trims bro utk komentarnya yg bs kita jadikan pencerahan

      Delete
  5. selama yang duduk di kursi-kursi dewan itu masih orang-orang tua orde baru, reformasi hanya jalan ditempat..

    makasih sobat sudah berkunjung ke blog saya :)

    ReplyDelete

Terima Kasih atas komentar yang diberikan