Siap Menang, Tidak Siap Kalah - Masyarakat Indonesia setelah hidup di era reformasi sering mendengar slogan "Siap Untuk Menang dan Siap Untuk Kalah" begitu kira-kira slogan apabila kita memasuki masa-masa pemilu. Entah itu pemilu untuk memilih kepala negara alias Presiden atau pemilu yang dilaksanakan di daerah untuk memilih Gubernur dan Bupati/Walikota.
Namun banyak kejadian yang tidak masyarakat duga, tiba-tiba daerahnya menjelit di ranah pemberitaan, seperti keributan antar elite calon kandidat pimpinan mereka, baik ribut di persidangan (ini mungkin lebih baik) maupun ribut di dalam masayarakat, seperti demo yang berujung tindakan anarkis. Ujung-ujungnya, ada segelintir orang yang tidak tahu-menahu yang menjadi korban.
Jika tujuan reformasi adalah demokrasi, kenapa demokrasi itu kita cederai dengan saling berseteru? Masyarakat sebenarnya sudah sangat mengerti apa yang harus mereka kerjakan dalam hidup sehari-hari, namun masyarakat lainnya juga tidak bisa berbuat apa-apa dan kadang tidak punya pilihan lain sehingga tanpa sadar ia ikut menjadi bagian dari permainan orang-orang berduit. Seharusnya, ya seharusnya kita-kita yang mempunyai tingkat pendidikan dan uang lebih hendaknya memberi contoh tauladan bagaimana melakukan tindakan yang terpuji dalam berdemokrasi bukan sebaliknya, maunya menang dan tidak mau kalah. Jikalaupun ada kecurangan yang bisa dibuktikan, maka tempuhlah melalui jalur yang lebih elegan dan damai.
Makanya, saya belum siap jadi kandidat presiden/gubernur/walikota/bupati , saya hanya siap jadi blogger....bukan begitu bro?
Namun banyak kejadian yang tidak masyarakat duga, tiba-tiba daerahnya menjelit di ranah pemberitaan, seperti keributan antar elite calon kandidat pimpinan mereka, baik ribut di persidangan (ini mungkin lebih baik) maupun ribut di dalam masayarakat, seperti demo yang berujung tindakan anarkis. Ujung-ujungnya, ada segelintir orang yang tidak tahu-menahu yang menjadi korban.
Jika tujuan reformasi adalah demokrasi, kenapa demokrasi itu kita cederai dengan saling berseteru? Masyarakat sebenarnya sudah sangat mengerti apa yang harus mereka kerjakan dalam hidup sehari-hari, namun masyarakat lainnya juga tidak bisa berbuat apa-apa dan kadang tidak punya pilihan lain sehingga tanpa sadar ia ikut menjadi bagian dari permainan orang-orang berduit. Seharusnya, ya seharusnya kita-kita yang mempunyai tingkat pendidikan dan uang lebih hendaknya memberi contoh tauladan bagaimana melakukan tindakan yang terpuji dalam berdemokrasi bukan sebaliknya, maunya menang dan tidak mau kalah. Jikalaupun ada kecurangan yang bisa dibuktikan, maka tempuhlah melalui jalur yang lebih elegan dan damai.
Makanya, saya belum siap jadi kandidat presiden/gubernur/walikota/bupati , saya hanya siap jadi blogger....bukan begitu bro?
Thanks Infonya... Mampir balik ya sob... :)
ReplyDeleteTrims mampirnya
DeleteBetul bangettt..kebanyakan sekarang siap dan tidak siap kalah...itykah jer..hahahyyy
ReplyDeletemantap mang..smg kita barata'an jgn taumpat ky itulah
Deleteumpati jua lomba blog foto anak nang ini
ReplyDeleteiya bener bung....
ReplyDeletegak siap menang.. gak siap kalah..lha wong gak siap main kok... ckckckckckck....
ReplyDelete