Bulan Januari 2013 ini diberbagai media, terutama ditelevisi (TV) sering ditayangkan berita Jakarta kebanjiran. Ada tema yang menyebutnya "Banjir Kepung Jakarta" ada tema lain "Jakarta Lumpuh" dan lain-lain. Ada yang bilang banjir kali ini lebih kecil dari tahun 2007, tapi ada yang bilang lebih besar dari tahun 2007. Terlepas besar atau kecilnya banjir dibandingkan dengan tahun 2007, yang jelas masyarakat memerlukan penanganan cepat. Data dari berbagai sumber mengatakan bahwa Jakarta banjir sejak tahun 1612. Kalau dirunut banjir Jakarta dari tahun ke tahun adalah 1621, 1654, 1918, 1976, 1984, 1994, 1996, 1997, 1999, 2002, 2007 dan 2008, 2010 dan 2013. Jadi selama kurang lebih 400 tahun Jakarta telah 14 kali kebanjiran.
Hikmah apa yang dapat kita petik kejadian banjir di Jakarta? Menurut Weblog Ask, ada beberapa point penting, baik teknis maupun non-teknis yaitu :
- Saatnya di daerah-daerah me-review ulang tata ruang, khususnya areal yang berada di kawasan daerah tangkapan air (Catchment Area).
- Perlunya koordinasi pembangunan antar kabupaten dan provinsi, khususnya bila dinjau dari topografi berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS).
- Segera mengadakan evaluasi dan pengukuran kemampuan "Infiltrasi" masing-masing kawasan, dan dibuatkan dalam sebuah peta.
- Perlunya skenario yang nyata adanya pendekatan "Cultural" masalah pola hidup bersih dan lebih berorientasi pada lingkungan.
- Sadarlah bahwa banjir yang menimpa adalah akibat ulah diri kita, dan banjir hanya teguran dari ALLAH agar kita saling mencintai dan tidak serakah.
Mungkin itulah "pelajaran dari Jakarta" yang menjadi renungan kita bersama. Ada yang mau menambahkan bro?
1 Comments
Wah, iya nih gan..
ReplyDeleteMesti banyak belajar dari banjir-banjir yang sudah-sudah...
Thanks infonya..