Komunikasi dalam manajemen pendidikan, sebagaimana paparan di atas, sangat penting peranannya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam kerangka pelaksanaan komunikasi, kepala sekolah memiliki peranan yang sangat menentukan. Ia seharusnya memberikan motivasi, dorongan, dan ajakan untuk senantiasa memberikan yang terbaik bagi lembaga pendidikannya. Komunikasi yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan akan berimplikasi kuat pada pribadi guru, karyawan dan juga para siswa untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik. Hal ini selaras dengan teori Z yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemauan sendiri. Mereka bisa menjadi manusai yang baik dan jahat. Namun demikian, perilaku baik atau jahat itu dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk faktor motivasi. Oleh karena itu, sebenarnya manusia itu berinteraksi dan bergantung dengan yang lain. Mereka dapat bersikap optimis atau pesimis, namun demikian tetap objektif, sesuai dengan kondisinya masing-masing.
Selaras dengan teori Z, sebenarnya manusia bisa diajak berunding untuk mengatur diri bersama. Manusia membutuhkan masukan, jalan perbaikan, dan peningkatan kualitias hidup. Hanya saja, semua itu harus dilakukan secara tepat. Dalam kontek dunia pendidikan, kunci untuk melakukan langkah perbaikan diri dan bertanggung jawab untuk mengelola anak buahnya agar dedikasi dan perjuangan mereka semakin meningkat dalam memajukan dunia pendidikan. Kepala sekolah harus memerhatikan seluruh aspek dalam lembaga yang dipimpinnya secara seimbang.
Keberhasilan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dalam memotivasi para bawahan bergantung pada beberapa aspek. Pertama, motivasi yang dimiliki bawahan. Kedua, ketepatan persepsi manajer terhadap kebutuhan bawahan. Ketiga, hubungan manajer dan bawahan. Keempat, efektivitas komunikasi.
Berkaitan dengan aspek keempat, yaitu efektivitas komunikasi, komunikasi yang baik dipengaruhi oleh iklim di dalam sekolah. Iklim sekolah bukanlah sesuatu yang terjadi bergitu saja. Iklim sekolah merupakan hasil interaksi dan saling mempengaruhi dari beragam faktor. Oleh karena itu iklim sekolah seharusnya didesain dan dikontruksi secara hati-hati agar sesuai dengan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya komunikasi yang efektif.
Usaha perbaikan iklim organisasi sekolah dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Pertama, strategi klinis. Strategi ini dimulai dengan memeriksa keadaan atau dinamika sekolah/kampus, kemudian diadakan diagnosis terhadap keadaan tersebut dan dideskripsikan kelemahan-kelemahannya. Atas dasar ini, dicarikan solusinya dengan membuat program untuk mengatasinya/mem-perbaikinya, lalu program dilaksanakan, dimonitor, dan dinilai.
Kedua, strategi pengembangan personalia. Iklim organisasi diperbaiki terutama melalui pengembangan profesi para pengajar. Diasumsikan, makin meningkat profesi pengajar semakin meningkat pula iklim organisasi.
Ketiga, strategi pengembangan organisasi. Disini buka individu yang dikembangkan, tetapi sistem, yaitu sekolah/kampus. Dengan pengembangan organisasi, dengan sendirinya iklimnya juga berubah, seperti nilai-nilai, keyakinan, dan standar sosial serta teknik antar hubungan. Mula-mula rencana pengembangan dibuat lengkap dengan sumber-sumber yang digunakan, lalu teknik pengembangan sosial ditentukan dengan memanfaatkan sosiologi, psikologi, psikologi sosial, metode penelitian, dan hasil-hasil penelitian, hingga dilaksanakan, dimonitor, dan dinilai.
Dengan demikian, komunikasi memiliki peranan yang sangat penting alam manajemen pendidikan. Kepala sekolah atau pemimpin lembaga pendidikan seyogyanya membangun iklim organisasi dan metode komunikasi yang tepat sehingga memungkinkan bagi tumbuhnya kesadaran bersama untuk membangun kemajuan organisasi sekolah. Dalam iklim terbuka, para bawahan (guru dan karyawan, termasuk siswa) memiliki keberanian untuk menyampaikan ide dan beragam pemikiran mereka. Berbagai persoalan yang adapun lebih terbuka kemungkinan untuk terselesaikan karena terciptanya komunikasi yang efektif dalam manajemen pendidikan.
Selaras dengan teori Z, sebenarnya manusia bisa diajak berunding untuk mengatur diri bersama. Manusia membutuhkan masukan, jalan perbaikan, dan peningkatan kualitias hidup. Hanya saja, semua itu harus dilakukan secara tepat. Dalam kontek dunia pendidikan, kunci untuk melakukan langkah perbaikan diri dan bertanggung jawab untuk mengelola anak buahnya agar dedikasi dan perjuangan mereka semakin meningkat dalam memajukan dunia pendidikan. Kepala sekolah harus memerhatikan seluruh aspek dalam lembaga yang dipimpinnya secara seimbang.
Keberhasilan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dalam memotivasi para bawahan bergantung pada beberapa aspek. Pertama, motivasi yang dimiliki bawahan. Kedua, ketepatan persepsi manajer terhadap kebutuhan bawahan. Ketiga, hubungan manajer dan bawahan. Keempat, efektivitas komunikasi.
Berkaitan dengan aspek keempat, yaitu efektivitas komunikasi, komunikasi yang baik dipengaruhi oleh iklim di dalam sekolah. Iklim sekolah bukanlah sesuatu yang terjadi bergitu saja. Iklim sekolah merupakan hasil interaksi dan saling mempengaruhi dari beragam faktor. Oleh karena itu iklim sekolah seharusnya didesain dan dikontruksi secara hati-hati agar sesuai dengan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya komunikasi yang efektif.
Usaha perbaikan iklim organisasi sekolah dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Pertama, strategi klinis. Strategi ini dimulai dengan memeriksa keadaan atau dinamika sekolah/kampus, kemudian diadakan diagnosis terhadap keadaan tersebut dan dideskripsikan kelemahan-kelemahannya. Atas dasar ini, dicarikan solusinya dengan membuat program untuk mengatasinya/mem-perbaikinya, lalu program dilaksanakan, dimonitor, dan dinilai.
Kedua, strategi pengembangan personalia. Iklim organisasi diperbaiki terutama melalui pengembangan profesi para pengajar. Diasumsikan, makin meningkat profesi pengajar semakin meningkat pula iklim organisasi.
Ketiga, strategi pengembangan organisasi. Disini buka individu yang dikembangkan, tetapi sistem, yaitu sekolah/kampus. Dengan pengembangan organisasi, dengan sendirinya iklimnya juga berubah, seperti nilai-nilai, keyakinan, dan standar sosial serta teknik antar hubungan. Mula-mula rencana pengembangan dibuat lengkap dengan sumber-sumber yang digunakan, lalu teknik pengembangan sosial ditentukan dengan memanfaatkan sosiologi, psikologi, psikologi sosial, metode penelitian, dan hasil-hasil penelitian, hingga dilaksanakan, dimonitor, dan dinilai.
Dengan demikian, komunikasi memiliki peranan yang sangat penting alam manajemen pendidikan. Kepala sekolah atau pemimpin lembaga pendidikan seyogyanya membangun iklim organisasi dan metode komunikasi yang tepat sehingga memungkinkan bagi tumbuhnya kesadaran bersama untuk membangun kemajuan organisasi sekolah. Dalam iklim terbuka, para bawahan (guru dan karyawan, termasuk siswa) memiliki keberanian untuk menyampaikan ide dan beragam pemikiran mereka. Berbagai persoalan yang adapun lebih terbuka kemungkinan untuk terselesaikan karena terciptanya komunikasi yang efektif dalam manajemen pendidikan.
nice and keep blogging :D
ReplyDeleteTrims gan
Delete