Cari Metode, Media & Model Pembelajaran..? atau Teori Belajar..? Lebih Lengkap !!! Temukan di www.asikbelajar.com [ KLIK DISINI ]

Friday 25 June 2010

Ramahnya Masyarakat Tanah Merah Papua

Cerita perjalanan ini sudah kurang lebih 14 tahun lalu, tepatnya sekitar bulan Juli tahun 1996. Setelah beberapa jam sempat penerbangan Jakarta ke Jayapura terkendala jadwal (baca : Delay), akhirnya sekitar pukul 12 an malam aku jadi juga terbang dari Airport Cengkareng menuju Jaya Pura, dengan beberapa kali transist di Juanda Surabaya, Ujung Pandang, Biak dan terakhir di Jaya Pura.
Suatu perjalanan yang baru pertama kali bagiku menuju wilayah timur. Bayangkan, berangkat penerbangan malam, tidur di pesawat, eh nyampenya di Biak sudah pagi. Sebelum turun transit, aku diberi handuk basah untuk melap muka.
Oya, Biak adalah salah satu Airport berkelas Internasional selain Airport di Tembaga Pura. Dulu katanya, Airport Biak adalah tempat transit penerbangan ke Honolulu. Asal tau, tahun 1996 itu Biak baru saja mengalami Tsunami, dan aku berkesempatan melihat bekas kejadian yang mengerikan itu, seperti reruntuhan bangunan dan retakan jalan-jalan. hmmmm, mengerikan memang. Bagi masyarakat Biak Gempa adalah kebiasaan, kadang tiap satu minggu pasti ada gempa, begitu temanku yang tinggal di Biak cerita. Konon katanya pulau Biak seperti buah Gasing, sehingga gampang terombang ambingkan ombak, apalagi Pulau Biak adalah kepulauan tersendiri di bagian Utara Irian (Papua) yang pantainya langsung ke lautan Pasific. Setelah sekitar 45 menit transit di Biak, kami melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir, yaitu di Jaya Pura yang waktu tempuhnya sekitar 45 menit.
Untuk mencapai Kecamatan Tanah Merah, kami harus melanjutkan perjalanan penerbangan Jaya Pura ke Merauke. Kami terpaksa menginap di Jayapura, karena penerbangan ke Merauke harus dilanjutkan besok paginya. Wah, ternyata di Jayapura pada tahun 1996 sudah memiliki Hotel Bintang juga dan kami menginap di Hotel Matoa. Nama Matoa diambil dari tanaman asli Irian / Papua yang buahnya mirip buah lengkeng, tapi Buah Matoa mempunyai banyak jenis, ini aku ketahui dari bentuk dan ukurannya yang berbeda.
Pagi hari kami sudah siap-2siap cek out dari Hotel Matoa menuju Airport yang di tempuh sekitar 1 jam perjalan darat. Oya, dari hotel Matoa kita dekat bangat utk melihat danau Sentani yang indah itu.
Akhirnya kami sampai di Airport Mopah Merauke setelah menempuh waktu penerbangan sekitar 1,5 jam. Kami langsung menuju penginapan. kota Merauke tahun 1996 saat itu masih relatif sepi, topografinya relatif datar, bahkan ada anekdot, bahwa kalo kita mau melempar anjing harus pake rote, kenapa? karena di Merauke susah banget nyari batu, itu menunjukan Kabupaten Merauke tanahnya peralihan dari pantai ke rawa gambut.
Untuk menuju Kecamatan Tanah Merah dari Merauke bisa ditempuh dengan 2 cara, pertama menggunakan pesawat (Twin Otter) dengan waktu tempuh 1 jam ato lewat darat transit di Asiki. Akhirnya kami memilih lewat darat, sekalian orientasi lapangan.
Perjalanan dari Merauke menuju Tanah Merah, kami lanjutkan besaok pagi-pagi, mengingat waktu tempuh berkisar 10 s/d 12 jam, hal ini tergantung kondisi jalan yang sebagian belum mendapat pengerasan alisan masih tanah merah. Perjalanan tersebut, kami menggunakan mobil 4x4 WD jenis Hardtop. Dalam perjalanan, kami melewati Taman Nasional Wasur, yang kondisi alamnya banyak pohon-2 Galam, bearti vegetasi ini menunjukan jenis tanah Rawa Gambut dengan warna airnya seperti air teh. Taman Nasional Wasur terkenal banyak binatang Rusa, seperti umumnya Kabupaten Merauke, sampai-sampai daging/dendeng Rusa lebih murah dibanding daging binatang lainnya dan kota Merauke juga menjadi sebutan Kota Rusa. Setelah melewati Wasur, kami melewati perbatasan di di desa Sota, kemudian daerah-2 transmigrasi yg penduduknya kebanyak dari Jawa dan Sulawesi. Kami sampai di Desa Asiki sudah dekat Isya setelah melewati 7 pos penjaga perbatasan dari Kostrad, ternyata mempunyai pabrik plywood milik Korindo. Sehingga desa Asiki lebih rame kalo di banding dengan Merauke.
Perjalanan ke Tanah Merah harus kami lanjutkan menggunakan transportasi air menyusuri sungai Digul (Boven Digoel) sekitar 3 jam menggunakan speed boat mesin 40 pk.
Akhirnya kakiku menginjak juga Kecamatan yang bersejarah, yakni Tanah Merah pada siang hari. Tanah Merah memang tdk serame Asiki, walau sebagai ibu kota Kecamatan, tapi di Tanah Merah aku sempat melihat bekas penjara Bung Syahril dan Bung Hatta selama diasingkan. Aku juga sempat melihat bekas kapal yang digunakan membawa mereka dari Batavia (Jakarta) menuju Tanah Merah. Huh, ngeri juga kalo membayangkan perjuangan Bung Hatta dgn kapal itu ya..? Tanah Merah mempunyai bangunan-bangunan khas peninggalan Belanda dengan topografi relatif tinggi di banding Merauke.
Saat aku berjalan -jalan, aku tertegun ketika serombongan penduduk asli membawa Noken (tas dari kulit kayu) yang diikat di kepala menyapaku dengan posisi berhenti berjalan mereka berucap "Selamat Pagiiiiiiiii...." wah, aku juga langsung berhenti berjalan dan langsung menjawab "Selamat Pagiiiii.." Aku kaget, selama aku keliling di pedalaman Kalimantan, tidak pernah aku mendapat perlakuan seperti ini, ato mungkin mereka tau aku orang baru kali ya? Ato di Kalimantan juga merasa bahwa aku ga perlu diperlakukan begitu, karena ku orang asli Kalimantan ? Mungkin.....
Kejadian tersebut terus berulang bila kita berpapasan dengan penduduk asli. Sungguh menakjubkan bukan ? Ternyata penduduk dan masyarakat Irian / Papua tidak seganas yang kita kira, bahwa mereka sangat ramah dan mempunyai etika yang tinggi. Sebuah kenangan yang tak pernah aku lupakan, ketika saudaraku mengucapkan "Selamat pagi.."
(Tunggu cerita perjalan ku lainnya ya..)
Berikan komentar terbaik Anda menggunakan:



atau
Comments
2 Comments
Facebook Comments by WeBlog Ask

2 comments:

  1. "Экосруб" изготовляет качественные дома из бруса, срубы домов и бань, дачные дома в Москве и Подмосковье по индивидуальным и стандартным проектам всякого размера и сложности с использованием качественного бруса натуральной влажности из костромского леса.

    "Экосруб": [url=http://www.ecosrub.ru]дачные дома[/url]

    ReplyDelete
  2. Битторрент трекер KINORELIZ.NET предоставляет шанс абсолютно бесплатно закачать бесплатно торрент фильмы, музыку, игры, книги, программы, документацию. Быстрый торрент трекер - отличный вариант ускорить просмотр кино или прослушивание музыки.

    KINORELIZ.NET Торрент трекер: [url=http://kinoreliz.net]бесплатный торрент трекер[/url]

    ReplyDelete

Terima Kasih atas komentar yang diberikan